Theodolite adalah alat survei yang umum digunakan dalam pengukuran sudut vertikal dan horizontal. Alat ini telah menjadi bagian penting dalam berbagai bidang, seperti survei, navigasi, dan teknik. Namun, banyak orang yang belum mengetahui betapa menariknya sejarah dan perkembangan alat ini. Berikut adalah lima fakta menarik tentang theodolite yang patut Anda ketahui.
Theodolite bukanlah alat baru. Peralatan survei telah digunakan sejak zaman kuno, namun theodolite sebagai instrumen modern pertama kali muncul pada abad ke-16. Sebelum itu, para surveyor harus menggunakan dua alat terpisah: satu untuk mengukur sudut horizontal dan satu lagi untuk mengukur sudut vertikal. Dengan hadirnya theodolite, tugas pengukuran menjadi lebih praktis karena alat ini mampu mengukur kedua sudut tersebut dalam satu perangkat yang kompak.
Ada beberapa klaim mengenai siapa yang pertama kali menemukan theodolite. Namun, Leonard Digges, seorang matematikawan asal Inggris, sering dikreditkan sebagai penemu alat ini sekitar tahun 1550. Meskipun alat serupa telah ada sebelumnya, Digges adalah orang pertama yang memberikan nama “theodolite” dan membuat versi yang berfungsi dengan baik. Ia menggambarkan instrumen ini dalam bukunya yang berjudul Pantometria. Jika Anda tertarik melihat theodolite dari abad ke-16, Anda dapat mengunjungi Museum Maritim Nasional di Greenwich, Inggris, di mana sebuah versi yang mirip dengan ciptaan Digges dipajang.
Pada akhir abad ke-18, para astronom dari Inggris dan Prancis melakukan kerjasama penting untuk menentukan posisi relatif antara Observatorium Kerajaan di Greenwich dan Observatorium Paris. Untuk tujuan ini, mereka membutuhkan theodolite besar yang dapat mengukur jarak sejauh 70 mil dengan akurat. Jesse Ramsden, seorang pembuat instrumen terkenal asal Inggris, menciptakan Great Theodolite untuk tujuan ini. Alat ini menjadi sangat penting dalam penentuan posisi geografi kedua observatorium tersebut.
Sayangnya, Great Theodolite buatan Ramsden tidak bertahan lama. Pada Perang Dunia II, Ordnance Survey di Southampton, Inggris, yang menyimpan theodolite tersebut, dibom oleh pasukan Jerman. Ledakan itu mengakibatkan alat yang berharga ini meleleh akibat panasnya bom. Meskipun demikian, Ramsden membuat beberapa theodolite lainnya, dan salah satu di antaranya dapat dilihat di Science Museum di London, yang juga menyimpan berbagai koleksi instrumen sejarah lainnya.
Selama ekspedisi mereka untuk memetakan pembelian Louisiana, Meriwether Lewis dan William Clark membawa berbagai peralatan ilmiah, termasuk mikroskop portabel, kompas, dan tentu saja, theodolite. Meski banyak yang meragukan kepraktisan membawa alat yang halus tersebut dalam perjalanan panjang dan sulit, baik Lewis maupun Presiden Thomas Jefferson meyakini bahwa theodolite sangat penting. Jefferson, yang juga seorang surveyor, meminjamkan theodolite miliknya yang dibuat oleh Jesse Ramsden untuk digunakan dalam ekspedisi ini.
Baca juga: 20 Rekomendasi Meteran Digital Terbaik di Tahun 2024
Theodolite telah mengalami banyak perubahan sejak pertama kali ditemukan, namun masih tetap menjadi alat penting dalam survei dan berbagai aplikasi teknis lainnya. Dari penggunaannya oleh para penjelajah seperti Lewis dan Clark hingga peranannya dalam kerjasama internasional pada abad ke-18, theodolite telah mencatat sejarah panjang dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknik. Kini, alat ini telah berkembang menjadi perangkat yang lebih kuat, tahan lama, dan akurat, serta terus digunakan untuk berbagai tujuan survei, navigasi, dan meteorologi.
Bagi Anda yang membutuhkan theodolite untuk keperluan survei atau proyek teknis, Dsurvey Jakarta menyediakan layanan sewa atau jual theodolite dengan berbagai pilihan produk berkualitas. Jangan ragu untuk menghubungi kami dan temukan solusi terbaik untuk kebutuhan survei Anda!
WhatsApp 082124267008
